Laman

Sabtu, 09 Februari 2013

SISTEM DAN JARINGAN OTOT


Sistem otot adalah sistem tubuh yang memiliki fungsi seperti untuk alat gerak, menyimpan glikogen dan menentukan postur tubuh. Terdiri atas otot polos, otot jantung dan otot rangka. Otot merupakan alat gerak aktif yang mampu menggerakkan tulang, kulit dan rambut setelah mendapat rangsangan. Otot memiliki tiga kemampuan khusus yaitu :
  1. kontraktibilitas : kemampuan untuk berkontraksi / memendek
  2. Ekstensibilitas : kemampuan untuk melakukan gerakan kebalikan dari gerakan yang ditimbulkan saat kontraksi
  3. Elastisitas : kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula setelah berkontraksi. Saat kembali pada ukuran semula otot disebut dalam keadaan relaksasi.
Jenis otot
1. otot lurik
  • Nama lain: otot rangka, otot serat lintang (musculus striated) atau otot involunter
  • Struktur : serabut panjang, berwarna/lurik dengan garis terang dan gelap, memiliki inti dalam jumlah banyak dan terletak dipinggir
  • Kontraksi: menurut kehendak kita (dibawah kendali sistem syaraf pusat), gerakan cepat, kuat, mudah lelah dan tidak beraturan
  • Struktur anatomi dari otot rangka
2. Otot Polos
  • Nama lain : otot alat-alat dalam / visceral / musculus nonstriated / otot involunter
  • Struktur : bentuk serabut panjang seperti kumparan, dengan ujung runcing, dengan inti berjumlah satu terletak dibagiann tengah.
  • Kontraksi : tidak menurut kehendak atau diluar kendali sistem saraf pusat, gerakan lambat, ritmis dan tidak mudah lelah.
3. otot jantung
·         Nama lain: Myocardium atau musculus cardiata atau otot involunter
·         struktur : Bentuk serabutnya memanjang, silindris, bercabang. Tampak adanya garis terang dan gelap. memiliki satu inti yang terletak di tengah
·         Kontraksi: tidak menurut kehendak, gerakan lambat, ritmis dan tidak mudah lelah


JARINGAN OTOT
Jaringan otot tersusun atas sel-sel otot yang fungsinya menggerakkan organ-organ tubuh. Kemampuan tersebut disebabkan karena jaringan otot mampu berkontraksi. Kontraksi otot dapat berlangsung karena molekul-molekul protein yang membangun sel otot dapat memanjang dan memendek.
·         Gambar 1 :
Diagram susunan jaringan otot kerangka, dari
keseluruhan otot sampai tingkat molekuler.
·         Jaringan otot dapat dibedakan menjadi 3 macam :
1.
Jaringan Otot Polos
Jaringan otot polos mempunyai serabut-serabut (fibril) yang homogen sehingga bila diamati di bawah mikroskop tampak polos atau tidak bergaris-garis.
Otot polos berkontraksi secara refleks dan di bawah
pengaruh saraf otonom. Bila otot polos dirangsang, reaksinya lambat. Otot polos terdapat pada saluran pencernaan, dinding pembuluh darah, saluran pernafasan.

Gbr. Struktur Otot Polos
2.
Jaringan Otot Lurik
Nama lainnya adalah jaringan otot kerangka karena sebagian besar jenis otot ini melekat pada kerangka tubule. Kontraksinya menurut kehendak kita dan di bawah pengaruh saraf sadar.
Dinamakan otot lurik karena bila dilihat di bawah mikroskop tampak adanya garis gelap dan terang berselang-seling melintang di sepanjang serabut otot. Oleh sebab itu nama lain dari otot lurik adalah otot bergaris melintang.

Kontraksi otot lurik berlangsung cepat bila menerima rangsangan, berkontraksi sesuai dengan kehendak dan di bawah pengaruh saraf sadar.
Fungsi otot lurik untuk menggerakkan tulang dan melindungi kerangka dari benturan keras.
Gbr. Serabut otot lurik
(dari otot anak-anak).
3.
Jaringan Otot Jantung/Miokardium
Jaringan otot ini hanya terdapat pada lapisan tengah dinding jantung. Strukturnya menyerupai otot lurik, meskipun begitu kontraksi otot jantung secara refleks serta reaksi terhadap rangsang lambat.
Fungsi otot jantung adalah untuk memompa darah ke luar jantung.


Gbr. Serabut otot jantung
(dari jantung orang dewasa)
a. KONTRAKTIBILITAS
kemampuan untuk memendek
b. EKSTENSIBILITAS
kemampuan untuk memanjang
c. ELASTISITAS
kemampuan untuk kembali ke ukuran semula setelah memendekatau memanjang
Gerak dan Kerja Otot
Kerja Otot Manusia
Otot manusia bekerja dengan cara berkontraksi sehingga otot akan memendek, mengeras dan bagian tengahnya menggelembung ( membesar ). Karena memendek maka tulang yang di- lekati oleh otot tersebut akan tertarik atau terangkat. Kontraksi satu macam otot hanya mampu untuk menggerakkan tulang kesatu arah tertentu. Agar tulang dapat kembali ke posisi semula, otot tersebut harus mengadakan relaksasi dan tulang harus ditarik ke posisi semula. Untuk itu harus ada otot lain yang berkontraksi yang merupakan kebalikan dari kerja otot pertama. Jadi, untuk menggerakkan tulang dari satu posisi ke posisi yang lain, kemudian kembali ke posisi semula diperlukan paling sedikit dua macam otot dengan kerja yang berbeda.
Berdasarkan cara kerjanya, otot dibedakan menjadi otot antagonis dan otot sinergis. otot antagonis menyebabkan terjadinya gerak antagonis, yaitu gerak otot yang berlawanan arah. Jika otot pertama berkontraksi dan otot yang kedua berelaksasi, sehingga menyebabkan tulang tertarik / terangkat atau sebaliknya. Otot sinergis menyebabkan terjadinya gerak sinergis, yaitu gerak otot yang bersamaan arah. Jadi kedua otot berkontraksi bersama dan berelaksasi bersama.
Gerak Antagonis
Contoh gerak antagonis yaitu kerja otot bisep dan trisep pada lengan atas dan lengan bawah.
Otot bisep adalah otot yang mempunyai dua tendon ( dua ujung ) yang melekat pada tulang dan terletak di lengan atas bagian depan.
Otot trisep adalah otot yang mempunyai tiga tendon ( tiga ujung ) yang melekat pada tulang dan terletak di lengan atas bagian belakang.
Untuk mengangkat lengan bawah, otot bisep berkontraksi dan otot trisep berelaksasi.
Untuk menurunkan lengan bawah, otot trisep berkontraksi dan otot bisep berelaksasi.
Gerak Sinergis
Gerak sinergis terjadi apabila ada 2 otot yang bergerak dengan arah yang sama.
Contoh : gerak tangan menengadah dan menelungkup.
Gerak ini terjadi karena kerja sama antara otot pronator teres dengan otot pro nator kuadratus.
Contoh lain gerak sinergis adalah gerak tulang rusuk akibat kerja sama otot-otot antara tulang rusuk ketika kita bernapas.
. Otot bekerja dengan kontraksi dan relaksasi. Pada otot lurik terdapat aktin dan miosin yang mempunyai daya berkerut membentuk aktomiosin. Bila aktin mendekat ke miosin makan otot akan berkontraksi, sebaliknya bila aktin menjauhi miosin makan otot akan relaksasi.

Myalgia atau nyeri otot, menurut dokter spesialis kesehatan olahraga, Michael Triangto, biasanya timbul karena akumulasi asam laktat--salah satu senyawa kimia penting dalam proses biokimia tubuh. Akumulasi bisa terjadi karena seseorang melakukan gerakan yang sama berulang-ulang, seperti menginjak pedal rem, kopling, dan gas lantaran terjebak macet. Penumpukan asam laktat juga bisa terjadi karena seseorang berada pada posisi yang sama dalam jangka waktu lama, misalnya duduk terus-menerus. “Kalau tidak dieliminasi dengan baik, akumulasi asam laktat ini menimbulkan rasa nyeri,” katanya kepada Tempo, “Itu sebabnya eliminasi sangat penting.”

Eliminasi asam laktat bisa dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya melakukan peregangan pada waktu tertentu. Misalnya, setelah dua jam perjalanan, hentikan kendaraan, lalu berjalan berkeliling di lokasi itu, regangkan kaki ke bawah, atas, kanan, dan kiri. Paha, lutut, dan pinggang juga mesti diregangkan. Aktivitas peregangan ini perlu dilakukan baik oleh pengemudi maupun penumpang yang selama perjalanan hanya duduk atau tertidur.

Jika sudah sampai di tujuan, Michael melanjutkan, berbaringlah di lantai, tangan diangkat ke atas kepala, dan kaki dijulurkan. Lakukan hal itu 5-10 menit. Aktivitas ini akan membuat tubuh rileks setelah berjam-jam hanya duduk dan banyak sendi terlipat sehingga peredaran darah tidak lancar. Beres berbaring, mandilah dengan air hangat agar peredaran darah semakin lancar dan otot kian rileks. Dengan serangkaian upaya itu, myalgia tidak berkepanjangan dan tidur bisa lebih nyaman.

Apakah pemijatan boleh dilakukan untuk mengatasi myalgia? Pada kondisi nyeri otot biasa, menurut Michael, pijat boleh dilakukan. Sebab, pemijatan juga bisa membantu peregangan otot. Nyeri otot biasa perlu mendapat tekanan, tapi ada kondisi nyeri tertentu yang tak boleh dilakukan pemijatan. Kondisi itu antara lain nyeri yang diikuti dengan peradangan, pembengkakan (tumor), warna kulit kemerahan (rubor), permukaan kulit terasa panas saat dipegang (calor), rasa nyeri (dolor), atau penurunan fungsi (fungsiolesa), seperti nyeri sampai tak bisa menunduk atau mengambil barang.

Selain pijat, penanganan myalgia yang boleh dilakukan adalah penggunaan obat topikal, yakni obat yang penggunaannya di lokasi yang nyeri (lokal), seperti koyo, obat gosok (liniment), dan obat usap (krim atau salep). Bila obat ini belum membantu, barulah obat-obatan penghilang nyeri (analgesik) yang diminum menjadi pilihan, seperti yang mengandung parasetamol atau asam mefenamat.

Jika dalam tiga hari pengobatan sejak penggunaan obat topikal rasa nyeri otot tak kunjung reda, mau tak mau, penderita harus berobat ke dokter. “Itu bukan myalgia biasa, bisa jadi karena cedera atau hal-hal lain,” kata Michael, “Dokter akan mencari penyebab dan pengobatannya.”


1 komentar: